Tokoh-Tokoh Musik Kontemporer Indonesia

     Kata “Kontemporer” berasal dari kata ”co” ( bersama) dan “tempo” ( waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang yang mengatakan bahwa “ seni rupa kontemporer  adalah seni yang melawan tradisi modernisasi barat”. Seni kontemporer  adalah seni yang tak terikat oleh aturan-aturan zaman dahulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Setiap musik pada zamannya juga dapat disebut kontemporer. Artinya musik kontemporer adalah musik yang belum pernah ada sebelumnya.

    Beberapa Tokoh Musik Kontemporer Indonesia diantaranya :

1.    Harry Roesli


Harry Roesli
Profesor psikologi ini bukanlah musisi biasa. Dia melahirkan fenomena budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif, dan konsisten memancarkan kritik sosial. Dia mampu secara kreatif melahirkan dan menyajikan kesenian secara komunikatif. Karya-karyanya konsisten memunculkan kritik sosial secara lugas dalam watak musik teater lenong.
Beberapa karya musiknya yang terkenal di antaranya : “Musik Rumah Sakit” ( 1979 dan 1980 di  Jakarta), “Parenthese”, “Musik Sikat Gigi” (1982 di Jakarta),  Opera Ikan Asin,  dan  Opera Kecoa.
Harry Roesli bukan musisi biasa. Kehidupan yang sesungguhnya baginya adalah seni musik. Kehidupannya adalah kegiatan musik. Alat yang digunakan untuk musik kontemporernya yakni  perkusi, band, rekaman musik, dan lain-lain.

2.    Slamet Abdul Sjukur

Slamet
    Slamet berpendapat kalau ada penonton yang bingung mendengarkan musik kontemperer , ya lumrah saja. Hal ini disebabkan oleh jarak  tafsir antara pemusik dengan penonton yang ada. Slamet mengaitkan karya musik kontemporer dengan zaman sekarang.
Salah satu ciri khasnya yaitu adanya sifat mendrobrak. Tetapi saat berbicara mengenai perlunya suatu pembaruan, Slamet tidak terbatas pada permasalahan sosial atau politik. Di dalam musik itu sendiri banyak hal-hal yang perlu dikembangkan. Misalnya yang mempunyai suara uwek-uwek,  yang belum pernah ada sebelumnya dalam dunia musik. Hal seperti itu tentu merupakan tanda kreatifitas yang bisa mengembangkan seni musik itu sendiri. Dalam pertunjukannya, ada pula tari yang ditampilkan sendirian dan musik yang ditampilkan sendirian.

3.    Djaduk Ferianto

Djaduk Ferianto memadukan antara elemen musik tradisional dan modern. Dalam karya musiknya, alat musik yang digunakan sudah sering kita lihat, hanya saja perpaduan yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya kendang dipadu dengan flute. Djaduk banyak bereksperimen bersama grup musiknya yang berbasis di Yogya, Sinten Remen.





4.    I Nyoman Winda
Musik tradisional Bali selama ini didominasi alat-alat pukul (perkusi) sehingga karakteristik musiknya cendrung keras, bersemangat dan lincah. Inilah yang sering dianggap sebagai ciri khas musik Bali.  I Nyoman Winda Mengarap musik kontemporer dengan komposisi baru, yaitu simfoni bambu yang dipadu dengan musik vokal.

5.    Al Suwardi
Gamelan Genta sudah lama dianggap ‘mati’ di Kerajaan Solo. Suara yang indah itu, tampak tampaknya terus terngiang di telinga dan menggugat pikiran dan perasaan Al Suwardi yang akhirnya bersusah payah membuat peralatan gamelan genta baru, yang orientasi baru dan tangga nada baru pula. Swara Genta, begitulah judul yang akan menggema dari musik kontemporer Al Suwardi.

6.    Royke (Media Perkusi)         
 Royke merupakan seorang musisi yang secara khusus mengeksplorasikan musik-musik kontemprorer Royke jauh dari nuansa futuristik. Dia menampilkan komposisi dengan kendang, kemudian drum akustik serta petikan gitar dengan komposisi yang terkesan klasikal.
Menurut Royke, musik itu sebenarnya tidak ada yang jelek. Semua musik lahir dari pengolahan ide atau gagasan, apabila di eksplorasi tidak akan habis, khususnya untuk mendapatkan bentuk baru dan taste yang lain. Musik adalah suatu yang universal khususnya untuk menyampaikan pesan dari pembuat musik kepada masyarakat. Yang penting, bermusik haruslah kreatif, karena kreativitas adalah suatu awal yang tidak akan pernah terputus.
Royke mengungkapkan, kehadiran musik kontemporer bukan untuk menyaingi musik konvensional saat ini, melainkan lebih ditujukan pada balancing position.

7.    Jomped
Musik kontemporer Jomped, secara khusus menampilkan komposisi musik dari proses kreatifitasnya, dan proses pencariannya dalam mengeksplorasi media komputer. Musik yang terkesan tidak lazim ini, lebih mengarah pada bentukan musik elektronis dengan perpaduan efek cahaya yang menimbulkan suasana futuristik.
Untuk menghidupkan musiknya, Jomped menambahkan beberapa perangkat software yang sacara khusus dibuat denagn menggabungkan berbagai elemen yang dianggap bisa menciptakan bunyi sesuai dengan keinginan.
Menurutnya, musik komputer memang terkesan susah dicerna, tetapi sebenarnya di dalam musik ini terkandung sebuah nilai rasa bunyi yang bisa dikatakan berbeda. Musik ini memang terkesan meleneh, tapi kalau mau dirasakan, terdapat muatan rasa yang lain.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.