Konsep dan Teori Pembangunan Ekonomi


PEREKONOMIAN INDONESIA
Konsep dan Teori Pembangunan Ekonomi
  1. PENDAHULUAN
Pengantar : Kesimpulan sebelumnya
1. Arti pembangunan baru memberikan suatu kerangka pembangunan itu sendiri yang diawali tugas dan funggsinya seperti kuliah pertama. Semuanya harus dikaji dalam suatu rangkaian tugas dalam suatu hubungan kausal ( sebab dan akibat ). Disinilah letaknya teori.
2. Teori bersifat universal dan penerapan tergantung kepada konstraint yang ada, maka biasanya teori tersebut diterapkan melalui asumsi. Dalam ilmu ekonomi asumsi itu bersifat cateris paribus.
3. Ekonomi Pembangunan sebagai suatu ilmu tidak berdiri sendiri, dan merupakan salah satu bagian dari pada ilmu ekonomi. Secara teori Ekonomi Pembangunan adalah cabang ilmu ekonomi relatif baru.
4. Muncul setelah pemikiran makro ekonomi tahun 1940’an                  ( John Maynard Keynes : “ The General Theory of Employment : Interest and Money “). Pemikiran makro Keynes memberikan suatu landasan yang kuat tentang teori ekonomi pembangunan.

Perubahan Struktural
Pandangan Klassik - (Lewis - Fe - Ranis )
l  Pembangunan ekonomi diartikan perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. Perubahan meliputi komposisi permintaan dan produksi, industri, struktur lapangan kerja serta pasar (termasuk pasar luar negeri) dan keuangan.
l  Kompleknya permsalahan memerlukan suatu proses jangka panjang dan berkelanjutan, meliputi peninjau kembalian kebijakan yang sudah dilakukan dan perbaikan, untuk ini memerlukan waktu satu abad.
l  Pemikiran Lewis-Fe- Ranis : Untuk mencapai masyarakat modern dari ikatan tradisional. Unsur-unsur dualisme ekonomi harus dilepas seperti masalah perkotaan dan pedesaan. Dualisme di bidang ekonomi hanya disebabkan push and pull factors ditengah-tengah masyarakat.
l  Lewis menyaranan agar dualisme ekonomi dilihat kaitan (hubungan) satu sama lain secara terintegrasi, sehingga push and pull factors berkurang.
    Diberikan contoh oleh Lewis : masalah urbanisasi dan industrialisasi.  

2. PEKEMBANGAN SETELAH KEYNES
l  Setelah Perang Dunia II, orang melihat pentingnya intervensi pemerintah dalam pembangunan ekonomi : pemerintah sebagai agent of development.
l  Namun intervensi pemerintah diperdebatkan, debat melahirkan 3 kelompok pemikiran yang masing-masing memberikan penekanan berbeda :
    a. Intervensi pemerintah diperlukan untuk perubahan struktural di
        bidang perekonomian. Kelompok ini diprakarsai  Roseinstain-
        Rodan dan Hirshcman
    b. Menolak intervensi pemerintah dalam pasar. Biarkan mekanisme
        pasar mengatur perekonomian. Kelompok ini diprakarsai oleh
        pemikiran Solow.
    c. Kelompok yang mengambil jalan tengah. Yang penting intervensi
        pemerintah dilakukan tanpa merusak mekanisme pasar. Kelompok
        ini diprakarsai oleh Harrod Domard dan kemudian dikembangkan
        Rostow.

3. BEBERAPA TEORI

  1. Walt W Rostow ( 1960 ) :

     Proses pembangunan yang dialami suatu negara yang
     maju melalui tahapan sebagai berikut :
    1. Tahap masyarakat tradisionil ( traditional society)
     2. Tahap pra-kondisi lepas landas ( pra-condition for take off )
     3. Tahap tinggal landas ( Take off )
     4. Tahap dorongan menuju kedewasaan ( drive matuarity )
     5. Tahap Konsumsi tinggi secara massal ( high mass consumption )
     Dari 5 tahapan yang dikemukakan Rostow ini, bagi negara-negara yang berada dalam proses pertumbuhan ekonomi ( UDC), maka tahapan yang diperlukan adalah sampai tinggal landas ( take off ). Sedangkan bagi negara-negara yang sudah maju (DC) bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
    Bagi Rostow : untuk sampai kepada tahapan tinggal landas, maka negara sedang membangun ( UDC) harus beberapa memenuhi persyaratan antara lain penyediaan tabungan masyarakat  yang cukup tinggi ( 5,0 % sampai 10 % ) agar investasi dapat dilaksanakan.

  1. Teori Harrod-Domar
l  Teori Harrod-Domard memberi rincian lebih lanjut terhadap apa yang dikemukakan Rostow.
l  Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi diperlukan spesifikasi, tidak cukup mengatakan penyediaan tabungan cukup besar sekitar 5 - 10 %, tetapi yang lebih penting adalah tingkat capaian (hasil) yang diperoleh. Harrod-Domar memperkenalkan konsep Capital Output Ratio dengan notasi k
l  ΔY/Y = s/k            k  = ΔY/Y  : s      Y adalah pendapatan
     k adalah suatu koefisien, yang ditentukan oleh s, apabila s besar maka k menjadi besar, berarti kemampuan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.
l  Konsp Harrod-Domard memberikan peluang bagi negara yang kemampuan s rendah untuk memperoleh bantuan  pinjaman atau investasi dari luar dalam rangka menutup saving invesment gap. Karena untuk pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi yang cukup besar.

3. Teori Rodenstein-Rodan dan Hirschman
l  Pembangunan ekonomi memerlukan perubahan struktural terutama dalam menghilangkan ketidaksempurnaan pasar dan
    melepaskan diri dari ketergantungan kepada sektor primer (traditional sectors) ke modern sectors).
l  Perubahan struktural yang dianjurkan berbeda dengan Rostow dan Harod-Domar, bukan hanya dalam komposisi tabungan masyarakat (s) tetapi lebih menekankan kepada ketidak sempurnaan pasar dan struktur produksi serta permintaan.
l  Namun antara Hirscman dan Rodeinstein-Rodan ada perbedaan penekanan teoritis. Rodenstein-Rodan menganjurkan perubahan dilakukan secara besar-besar (big push approach), sedangkan Hirscman menganjurkan melalui penekanan kepada keterkaitan (back-ward and fore-ward linkages). 

4. Teori Rodeinstein-Rodan
Dalam rangka dorongan besar-besaran (big push )
     Diperlukan 3 syarat mutlak :
     1. Segi penawaran : untuk mendorong proses berkelanjutan diperlukan
         terlebih dahulu pembangunan Social Overhead Capital (SOC) dalam
         bentuk pembangunan insfrastruktur. 
     2. Segi permintaan : Mendirikan secara serempak industri yang berkaitan.
         Pembangunan industri secara terpisah mengandung resiko, khususnya
         di bidang pemasaran.
     3. Segi tabungan : Sama dengan yang dikemukakan Rostow dan Harrod-
         Domard, yaitu penyediaan tabungan sekitar 5 -10 %.



5. Teori Hirschaman
·   Senada dengan Robenstein-Rodan perlu adanya keterkaitan antar industri, tetapi strateginya berbeda, yaitu :
    1. Pembangunan SOC tidak harus didahului pembangunan kegiatan produktif
        langsung ( Directly Productive Activities = DPA ). DPA datang kemudian.
    2. Pembangunan industri yang serentak akan mengundang resiko dan justru
        menciptakan ketidakseimbangan.
    3. Hirschman tidak setuju dengan intervensi pemerintah terhadap DPA, yang
        seharusnya diurus oeh sektor swasta.
    

6. Teori Solow

l  Solow menghidupkan kembali pemikiran neo-klassik, karena :
   a. Mengurangi campur tangan pemeintah, karena peraturan
        pemerintah menimbulkan ketidak seimbangan pasar dan
        distorsi harga.
    b. Masalah pembangunan menyangkut efisiensi alokasi
        sumber ekonomi. Biarkan mekanisme pasar bekerja
    c. Strategi dan kebijakan pemerintah bersifat  “ Smart Intervention “
l  Pokok pikiran Solow :
   a. Menghidupkan peranan capital (modal )
     b. Menonjolkan peranan tenaga kerja
     c. Adanya fixed factors : diminishing return to scale
    d. Perlu menghilangkan berbagai bentuk intervensi pemerintah yang
        menghambat masuknya modal asing.

7.  TEORI PERTUMBUHAN ENDOGENOUS 

l  Teori pertumbuhan endogenous berbeda dengan teori Solow, yang menganggap keseimbangan jangka panjang dari capital-labor ratio akan menghasilkan pertumbuhan mendekati zero growth (konvergent).
l  Penyebab lain dalam pertumbuhan adalah peranan pemerintah maupun swasta yang disebut dengan complementary investment.
l  Peran pemerintah tidak berlebihan terutama terhadap hal-hal yang selektif dan strategis yang disebut dengan smart intervention.

8. TEORI PEMBANGUNAN SOSIAL 

l  Teori Pembangunan sosial menekankan bahwa pembangunan itu
    dari manusia untuk manusia itu sendiri. Pkok pikiran dalam hal ini adalah :
    1. Dalam proses pembangunan akan menghasilkan hasil yang lebih
        besar apabila peran masyarakat lebih besar.
    2. Pembangunan memerlukan 4 jenis infrastruktur, yaitu phisik,
        sosial, mental danpsikologis.
    3. Yang terpenting dalam proses pembangunan adalah kemampuan
        manusia dalam berpikir
    


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.